Tuesday, August 21, 2018

BACKPACKING LAMPUNG-PALEMBANG-BANGKA-BELITUNG 15 HARI: PART 1. PANASNYA LAMPUNG!

Halo Gaes!
Balik lagi sama saya Ucha yang akan menceritakan tentang perjalanan backpacking saya ke sebagian Pulau Sumatera dengan budget yang sangat pas-pasan. Saya yang baru lulus SMA merasa penat dengan kehidupan hingar bingar dipiggir ibukota ini. Semua berawal sejak sebulan lalu ketika saya merencanakan sebuah perjalanan menuju Bali-Lombok-Sumba. tapi karena budget tidak mencukupi jadi gajadi deh hahaha. akhirnya Saya dan Angga berdiskusi mau kemana kami berkelana selanjutnya. Jeder! Tiba-tiba terlintas dipikiran kami untuk menjadikan pulau Belitung jadi tujuan utama.Yap, kami hanya sering mendengar nama Bangka Belitung semenjak film Laskar Pelangi. Tapi baik Saya maupun Angga benar-benar buta akan kepulauan ini. Kami tidak pernah mencari info tentang kepulauan ini sebelumnnya. Saya bertanya didalam hati 'Bagaimana kultur budaya disana?' 'Bagaimana Kehidupan disana?' 'Lewat jalur mana kami bisa menuju kesana?' Akhirnya tepat sebulan sebelum perjalanan kami mencari info sebanyak-banyaknya tentang kepulauan ini. Kami juga mendaftar ojek online agar bisa mewujudkan rencana kami untuk sampai kesana. Kami sangat segan apabila kami meminta uang orang tua untuk kami melakukan perjalanan. Kita yang jalan-jalan kok orang tua yang biayain? asikkk tengil banget. Kalo kata Atta Gledek mah hestek bukanduitorangtua. Setelah mencari-cari dimbah gugel, akhirnya keputusan akhir adalah perjalanan ke Lampung-Palembang-Bangka-Belitung.


Day 1 - 27 Juli 2018
Pukul 17.00 kami berangkat dari rumah saya di daerah Pamulang yang diantar oleh Ayah saya sampai stasiun Rawabuntu. Di stasiun Rawabuntu kami memesan tiket ke stasiun rangkasbitung. Perjalanan ke Rangkasbitung memakan waktu 1,5 jam. Di dalam kereta kami ditemui oleh seorang bapak-bapak sekitar umur 50an yang katanya sudah berpengalaman backpacking sejak tahun 1998. Ia juga pernah menjelajahi pulau Sumatera dari Lampung-Palembang-Bengkulu-Padang-Riau-Medan tapi ia tidak sempat untuk mengunjungi Jambi dan Aceh. Ia bercerita bahwa tujuan kami yaitu Lampung dan Palembang adalah kota dimana banyak terjadi premanisme dan kriminalitasnya juga cukup tinggi. Ia juga menceritakan ketika ia hendak ke Lampung diterminal Rajabasa ia dipaksa oleh preman setempat untuk memesan tiket ke Padang padahal sebelumnya ia belum ada tujuan ke Padang, ia juga sempat hampir dirampas barang-barangnya oleh preman tersebut. Di stasiun kertapati Palembang juga ia pernah dipalak oleh preman dengan meminta kamera slr temannya. Pemikiran kami tentang Lampung dan Palembang sudah negatif. Takut, khawatir dan cemas ada di diri kami saat itu. tiba di stasiun Rangkasbitung, kami lanjut memesan tiket kerta tujuan stasiun Merak. Keretanya sudah cukup bagus dan berAC tetapi didalamnya ada lumayan banyak nyamuk lumayan lah ya buat kereta dengan harga yang relatif murah.



Turun distasiun Merak kami langsung naik kapal laut menuju pelabuhan Bakauheni. Kapalnya lumayan bagus, nyaman dan luas. Tapi kalo bertempat dipaling atas anginnya sepoy-sepoy sampai menusuk ke hati oh my lord haha alay. beneran enak banget loh anginnya. paling turun-turun ya minta kerokin. Disini juga ada ruangan buat nonton tv sembari ngopi yang juga enak, apalagi buat tidur. Perjalanan kami Sekitar 3-4 jam. Selama diatas kapal Saya mencari-cari info sebanyak-banyaknya di google tentang pelabuhan ini. Dan mayoritas isinya tentang premanisme para calo disana.

Day 2 - 28 Juli 2018





Tiba dipelabuhan Bakauheni sekitar jam 1 pagi. Ketika kapal bersandar kami yang melewati jalan untuk menuju kebawah saya sempat parno. Lalu kami melihat ada orang yang membawa tas keril seperti kami. Tanpa pikir panjang kami langsung aja berkenalan dengan mereka. Mereka bertiga, ternyata mereka orang asli Lampung, tujuan mereka juga ke Bandar Lampung dan yang paling penting dia bisa bahasa lampung wkwkwk. Ketika kami turun, Orang yang baru saja kami kenal namanya bang Satria langsung dirangkul dan ditanya-tanya ingin kemana. Untung saja bang Satria ini bisa bahasa Lampung, coba kalo Saya atau Angga. udah dah kelar urusan wkwkwk. Lanjut, kami berlima naik bis tujuan terminal Rajabasa di Bandar Lampung. Ketika itu kebetulan sedang terjadi gerhana bulan, jadi bulan saat itu sangat indah. Kami diajak ngupi ngupi syantik disekitaran Unila, berbincang hangat tentang kota Lampung ini. Cerita yang panjang dan berkesan. Kami beranjak untuk sholat subuh dan ingin istirahat sejenak di masjid terdekat. Tiba-tiba mereka datang dan diajak ke rumah teman mereka katanya namanya bang Ilham, lalu kami iyakan ajakan mereka. Dan benar, kekeluargaan backpacker itu sangat erat. Padahal kami baru saja kenal di Bakauheni, tapi kami benar-benar disambut hangat oleh keluarga bang Ilham dan disuguhi makanan-makanan serta kopi khas Lampung.

Dari pagi hingga sore hari kami hanya berdiam diri dirumah bang Ilham untuk beristirahat. Malamnya, bang Satria, bang Jurek, bang Entis, bang Ilham masing-masing mengabarkan kawan mereka di organisasi mapala unila untuk memberi kami tumpangan dan mengajak kami camping malam minggu dipantai. Datanglah bang Heru, bang Bul, bang Simon. Kami diajak ke Lampung bagian selatan. 2 jam perjalanan dari kota. Sepanjang perjalanan, jarang sekali ada lampu jalanan di pinggir jalan, hanya bermodalkan lampu motor, salah satu motor dari kami juga ada yang gaada lampunya kebayang dong gimana itu hahaha. Banyak truk besar alias transformers berlalu lalang, kanan kiri pepohonan karet, udaranya juga dingin, sejuk sekali. Ketika kami masuk gang ke arah teluk nipah suasana menjadi mencekam ketika jalanan sudah tidak aspal lagi, melainkan batu dan tanah. Sesekali motor kami pun terpeleset. Disini penerangan lebih minim lagi bahkan tidak ada. Ayat kursi pun mulai sering terucap dari mulut saya hahahaha maklum lah penakut orangnya. Yang bikin saya salut dengan mereka ini adalah ketika kami sampai, mereka seakan sudah dibagi tugas sebelumnya, padahal tak ada sama sekali aba-aba. langsung dengan cepat, ada yang mendirikan tenda, masak kopi, dan buat api unggun. keren! salut!!!

Setelah tenda sudah berdiri, kami berbincang hangat, tertawa lepas sembari bersantai-santai ria dipinggir pantai ditemani deburan ombak dan hangatnya api unggun. Malam pun semakin larut lalu kami tidur tujuh orang dalam satu tenda hahaha, yang dua lagi tidur di satu hammock. Pemaksaan emang wkwkwk.



Day 3 - 29 Juli 2018
Sang fajar pun terbit, kami terbangun. Bang Jurek dan kawan-kawan langsung cari pohon kelapa untuk dipanjat. Tak berfikir lama, mereka langsung memanjat pohon tersebut. Mau tinggi kek, mau banyak semutnya kek, hajar terus! Alhasil kami punya banyak kelapa segar untuk diminum, cihuyyyy! seger banget emang, apalagi bang Heru membuat sedotan yang dari bambu. berasa anak alam bat euyyy. Abis itu bang Jurek dan kawan kawan beli bola plastik di warung buat main bola di pinggir pantai. Saya dan Angga cuma liatin aja sambil foto-foto hehehe. setelah main di pantai kami bilas bukan dikamar mandi melainkan dimuara dipinggir laut yang dipisah oleh pasir laut saja. Selesai bilas kami pun santai-santai di atas pohon sambil ngopi menikmati angin sepoy-sepoy.




Mandi di Muara
Kawan-kawan di Lampung


Hari semakin siang kami pun beberes langsung berkendara arah pulang. Diperjalanan kami di trakhir makan siang terlebih dahulu oleh bang Heru, terima kasih banyak bang! hehehe. Sebelum pulang, kami diajak mampir dulu oleh bang Ilham ke Pantai Sebalang, lalu ke tebing diatas Pelabuhan Panjang sembari menikmati sunset. Barulah ketika matahari sudah terbenam kami pulang ke rumah bang ilham kembali. Kami mandi dan makan malam yang sudah disediakan oleh mamahnya bang Ilham. Ketika kami ingin meninggalkan rumah bang Ilham sekitar jam 9, kami ditahan sama yang lain katanya bahaya kalo ke kota jam segini, mereka khawatir bila nanti terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Kami pun menuruti apa kata mereka daripada malah merugikan diri sendiri. Akhirnya kami pun menginap dirumah bang Ilham kembali. Jam menunjukkan pukul 12 malam. Angga pun tumbang duluan dan Saya menyusul untuk tidur karena besoknya akan berangkat pada pukul 08.30 ke Palembang.


Day 4 - 30 Juli 2018
Kami bangun kesiangan, Angga langsung pesan grab dan saya diantar bang Ilham, padahal ia baru saja terbangun saat kami ingin pamit, Ya Allah baik banget hahaha! Sampai di stasiun Tanjungkarang kami ke warung nasi untuk perbekalan dikereta yang menempuh perjalanan sampai palembang sekitar 10 jam. Kami masuk ke dalam kereta dan rasa bosan pun dimulai haha.

10 Jam Kemudian,
Bersambung ...

BIAYA PENGELUARAN DI LAMPUNG
Kereta Rawabuntu-Rangkasbitung 6.000
Kereta Rangkasbitung-Merak 3.000
Kapal Merak-Bakauheni 15.000
Bis Bakauheni-Rajabasa Lampung 25.000
Logistik buat di Teluk Nipah 9.000
Bensin 10.000

TOTAL PENGELUARAN DI LAMPUNG
Rp. 68.000

Follow us on Instagram!
Ucha - @ucharmdhn
Angga - @anggapramuudya


Kawan-kawan di Lampung
Bang Ilham - @ilhamways
Bang Satria - @satriaags
Bang Jurek - @puguuhreks
Bang Entis - @tapriliando
Bang Heru - @herungrh29
Bang Bul - @jeremi_andreas
Bang Simon - @semion_kaban


Part 1: Lampung - https://bit.ly/2J8Slvr
Part 2: Palembang - https://bit.ly/2Phkx4N
Part 3: Bangka - https://bit.ly/2AhJx3J
Part 4: Belitung - https://bit.ly/2WFCGZS

Backpacking ke Lampung: Part 1.

No comments:

Post a Comment