Halo! Selamat
Pagi Siang Sore dan Malam dimana pun kalian berada. Senang rasanya bisa
bercerita kembali kepada teman-teman semua setelah sekian lamanya. Hahaha alay
lu cha! Oh iya mau kasih tau kalo Pulau Bangka ini sangat spesial bagi saya
pribadi dan Angga. Karena jeng jeng jeng jeng. Penasaran ga? Yaudah kalo ngga
mah. Nah sebelum itu bagi yang belum membaca
Part 1 dan Part 2, disarankan untuk
membaca terlebih dahulu. Yuk ah langsung aja ke Te Ka Pe.
Sampai di
Pelabuhan Tanjung Api-Api ternyata kami harus menunggu sekiranya selama 4 jam,
karena kapal tujuan ke Bangka hanya ada setiap jam 3 sore. Setelah lama menunggu,
akhirnya kapalnya pun tiba. Tetapi butuh waktu beberapa menit untuk kapal bersandar
dan menurunkan penumpang. Setelah kami naik, kami terkejut bahwa untuk harga
yang relatif murah ini dilengkapi fasilitas yang cukup baik menurut saya. Ada free
charger, TV, 2 ruangan buat duduk, bagian depan dan belakang kapal, tempat
bersantai dan yang mau berjemur juga bisa, terdiri dari 4 lantai, di ruangan
lantai 3 juga ada kafe dan karaoke, tapi di ruangan utama terkadang masih ada
kecoa berkeliaran hihihi. Penilaian untuk kapal ini kami beri nilai 9/10.
Sampai di Pelabuhan
Muntok Bangka, banyak calo yang menawarkan angkutan mereka. Jangan heran deh kalo
di terminal atau pelabuhan pasti banyak yang sedikit memaksa. Kami bergegas
menuju Pangkalpinang naik mini bus damri yang tiketnya sudah kami beli tadi. Setelah
perjalanan sekitar 2 jam, sampailah kami di perum damri Pangkalpinang pada
tengah malam. Sampai disana banyak bapak-bapak yang sedang bermain gaple dengan
logat Sumatera yang keras. Kami sempat ditanya-tanya tujuan kami kemana. Kami
yang tidak punya kenalan siapa-siapa di pulau ini menjawab dengan lantangnya
bahwa kami akan kerumah saudara kami yang berada di belakang pool damri ini
hahaha. Saya telfon tetangga saya di Pamulang, berkata bahwa kami sudah sampai
di Bangka. Dia kebingungan. Lantas mengapa saya menelfonnya? Saya jelaskan
kepadanya bahwa saya sedang menghindari para bapak-bapak tersebut agar bisa
keluar dari pool damri ini. Ia hanya tertawa saja hahaha. Kami berjalan sedikit
mencari tempat yang bisa kami tiduri malam ini. Masjid Al-Karomah lah yang kami
pilih untuk beristirahat dan tidur. Ternyata Masjid ini terlalu terbuka dan
tidak ada tempat yang pas untuk kami tiduri. Sekalinya saya menemukan tempat
yaitu dibawah tangga, eh malah ada keranda mayat, hahaha sialan. Seketika saya takut.
Akhirnya saya tidur di depan pintu lantai 2 dengan bodo amatnya.
Day 7 -2 Agustus 2018
Paginya kami Sholat
Subuh lanjut tidur kembali. Ngantuk banget. Bangun-bangun lanjut mandi makan,
lalu kami searching di google untuk mencari penyewaan motor. Setelah kami
menghubungi via whatsapp, kami langsung berjalan untuk bertemu dengan si
penyewa. Kami berjalan sekitar 30 menit. Udara di Bangka saat itu terik sekali.
Ditengah perjalanan tepat di depan Lapangan Mandara, seseorang memanggil kami
dengan nada yang tinggi. Ia mengajak kami untuk singgah sejenak di tempatnya.
Kami yang sedang terburu-buru untuk bertemu dengan si penyewa dan sedikit negative thinking dengan orang ini
mengatakan bahwa kami sudah ada janji. Lalu ia mengiyakan tolakan kami. Kami
lanjut berjalan, tiba-tiba ia mengendarai motor untuk mengejar kami. Ia
meyakinkan bahwa di tempatnya tadi, itu adalah tempat berkumpul para pencinta
alam di Bangka. Ia juga mengatakan bahwa kami memiliki hobi yang sama
dengannya. Hilanglah negative thingking
kami kepadanya. Lalu kami bertanya, mengapa bisa tahu kalo kami pendatang
disini? Ia menjawab, di Bangka jarang sekali yang membawa tas carrier besar
seperti kami. Kalo bukan tamu ya siapa lagi? Ia juga mengatakan bahwa hati-hati
bila di Bangka, belum terlalu aman. Lalu kami bertukar nomor whatsapp. Ternyata
namanya bang Latief. Orang asli Bandung yang sudah merantau ke Bangka dari
tahun 2006.
Lanjut kami
berjalan bertemu dengan si penyewa. Setelah motor sudah ditangan, tujuan
pertama kami adalah danau paling hits di Bangka, namanya Danau Kaolin yang
terletak di Bangka Tengah, jaraknya cukup jauh sekitar 66 km dari Pangkalpinang.
Karena eh karena perlu diketahui nih, disini itu semua jalanan sudah bagus
tidak ada yang rusak sedikit pun, terus jalanannya juga cuma lurus aja, sedikit
belok-beloknya maka waktu yang kami tempuh hanya 1jam 15menit. Bagi yang bilang Bangka itu
selalu panas, kalian salah. Soalnya ketika kami di perjalanan menuju Danau Kaolin,
turunlah rintik hujan yang cukup membasahi seluruh tubuh kami. Kami memutuskan
untuk berteduh di pinggir jalan. Ternyata, pinggir jalan disini tuh langsung
menghadap ke pantai. Jadi kalian bebas untuk parkir dan turun di sembarang
tempat untuk menikmati pantai yang indah serta ombak yang tenang yang dihiasi
oleh putihnya pasir pantai.
Pinggir Jalan Bangka |
![]() |
Ucha di Danau Kaolin |
Angga di Pantai Rambak |
Pantai Rambak ketika malam |
Setelah kami
keluar, kami singgah sejenak di warung untuk menghilangkan rasa takut biar
santai. Akhirnya kami menelfon bang Ali kembali, ia menyarankan kami untuk di Pantai
Tikus Emas saja. kami yang masih ragu dengan pantai disini, kami takut kalo
pantai yang kami singgahi tak ada lampu lagi. Kami sempat berpikir, apa kami
balik ke Pangkalpinang lagi saja? Tapi jaraknya sangat jauh apalagi jalanannya
pasti juga gelap. Atau kami singgah ke Rumah Backpacker saja yang masih di
daerah sungailiat yang kami temui di Instagram? Tapi perjalanan juga memakan
waktu 20 menit. Atau kami tetap ngecamp
di Pantai Tikus Emas? Ternyata percakapan kami terdengar oleh penjaga warung.
Ia pun seakan meyakinkan kami untuk ngecamp
di pantai itu. Ia berkata bahwa disana ada penjaganya jadi aman, banyak lampu
dan ada restoran katanya. Kami ragu, kami bimbang. Setelah ia terus meyakinkan
kami, kami pun memutuskan untuk ngecamp
di Pantai Tikus Emas. Kami kembali melewati jalan gelap, semakin ragu saya
dengan pantai ini. Dan ketika sampai, ternyata disini banyak lampu hahaha.
Ternyata sang penjaga warung tidak menipu kami, disini juga benar ada kafe. Ketakutan
kami menghilang. Kami ditanya oleh petugas apakah ingin ngecamp disini? Kami menjawab iya. Kami bergerak untuk mendirikan
tenda, sholat, makan malam, lalu kami tidur.
Day 8 – 3 Agustus 2018
Sang fajar pun
kembali memancarkan sinarnya. Kami foto-foto sejenak, sarapan, merapihkan tenda.
Setelah pagi ternyata terlihat bahwa pantai ini sudah dikelola menjadi tempat
wisata tetapi pantainya masih bagus dan terawat. Ada penangkaran penyu juga
disini.
Lalu kami kembali ke Pangkalpinang untuk mengembalikan motor. Sampai di
Pangkalpinang kami bertatap muka dengan
bang Ali dan bang Latief. Ternyata basecamp Komunitas Pencinta Alam Bangka
adalah di toko filosofi pisang punya bang Ali. Kami diajak untuk ke kosan bang Ali
untuk bersih-bersih, sholat jumat dan makan. Lalu sorenya kami diajak ke
tokonya kembali, untuk menikmati sore. Kami berkenalan dengan kawan bang Ali,
namanya bang Randa, dipanggil bang Gebo. Ia bercerita banyak tentang pengalaman
hidupnya yang sangat berguna bagi kami. Masih di filosofi pisang, malamnya
temen-temen dari Komunitas Pencinta Alam lumayan banyak yang datang. ada bang Ali,
bang Gebo, bang Tian, bang Beni, bang Ceta, bang Sam, dan masih banyak lagi. Dan
sangat beruntungnya kami tepat pada malam ini ada konser Road to Soundrenaline
persis di depan filosofi pisang. Guest starnya ada Souljah dan Rocket Rockers. Jadilah
kami nonton bersama. Seru juga sih nonton konser dengan orang-orang yang baru
dikenal dan di kota yang belum pernah kita kunjungi sebelumnya, jadi pengalaman
baru hehe. Selesai konser satu persatu kembali kerumah masing-masing. Tersisa Saya,
Angga, bang Ceta, bang Ali, dan bang Gebo. kami di traktir untuk mencoba jajanan
khas Bangka yaitu Tai Fusui yang harus ditemani oleh otak-otak. lalu kami
kembali ke kosan bang Ali. Malamnya di kosan bang Ali semuanya lelah dan sudah
terlelap. Tersisa saya dan bang Ceta. Ia bercerita banyak soal bangka,
pengalaman hidup dan kawan-kawannya yang tergabung di komunitas pencinta alam
bernama Nusantarawan. Waktu menunjukan pukul 3 bang ceta pulang karena paginya
ia sudah lanjut bekerja.
Angga di Pantai Tikus Emas |
Ucha di Pantai Tikus Emas |
Pantai Tikus Emas |
Day 9 – 4 Agustus 2018
Paginya saya
bangun, ternyata jam sudah menunjukkan pukul 11 siang. Saya ngulet-ngulet sebentar
sekalian mengumpulkan nyawa, sholat, lalu makan, bang Gebo pun pulang ketika
sudah hampir Dzuhur. Datanglah bang Ceta yang baru saja selesai bekerja. Kami
menghabiskan siang hanya di kosan bang Ali. Sorenya kami diajak ke Hutan Mangrove
yang ada di Bangka Tengah bersama bang Ali, bang Gebo, bang Ceta dan bang Edy.
Sampai di sana kami naik perahu, sungguh indah sekali alam bangka ini, udaranya
masih sejuk, masih asri, luar biasa. Di perjalanan menuju kosan, kami
diceritakan bahwa bang Gebo pernah menjadi volunteer pada film dokumenter “Negeri
Dongeng” dan bang Edy bekerja menjadi penyanyi di kafe yang cukup terkenal di
Pangkalpinang. Kami ditawari bahwa malam nanti kami diajak pergi ke Bukit Kejora bersama kawan-kawan lain dari Komunitas Pencinta Alam Bangka.
Bang Ali - Bang Ceta - Bang Edy - Angga - Ucha - Bang Gebo |
Ketika kami sampai, ternyata di basecamp sudah ramai orang disana yang sudah siap untuk ke Bukit Kejora. Kami diberitahu oleh seseorang, bahwa kami daritadi dicari-cari oleh kawan-kawan KPA Pangkalpinang. Ia berkata bahwa nama kami sempat di share di grup, bagi yang menemukan suruh antar ke basecamp. Ketika mendengar itu saya begitu terharu, bagaimana tidak? Orang yang baru kenal saja sudah sebegitu pedulinya terhadap kami. Lalu kami mengambil barang di kosan bang Ali lalu pergi ke Bukit Kejora. Line up kali ini adalah Saya, Angga, bang Ali, bang Tian, bang Sam, bang Edy, Adiknya bang Ali, dan kak Shintya. Kami taruh motor di hotel soll marina. Treknya lumayan nanjak, gelap, dan masih licin. Sekitar 10-15 menit nanjak, kami pun sampai di puncaknya. Ternyata diatas sudah ada bang Ceta dan kawan nusantarawan yang sudah membentangkan hammock terlebih dahulu. Kami juga langsung memasang flysheet dan alas, lanjut ngopi sembari foto-foto. Tak lama kemudian datang lah bang Gebo dan bang Latief. Wah seru! jadi ramai begini. Kami pun bersama-sama menikmati indahnya Pangkalpinang dari atas ditemani kopi panas.
Sang fajar
kembali memancarkan sinarnya untuk kesekian kalinya di pulau ini. Saya terbangun
ternyata semuanya sudah bangun terlebih dahulu dan menertawakan saya haha. Emang
kalo tidur saya sedikit susah bangun apalagi cuaca dingin seperti ini, kane bro.
Kami pun berbincang sejenak lalu merapihkan flysheet, pulang ke kosan bang Ali,
dan istirahat. Tak terasa sudah hari ke-10 kami meninggalkan rumah kami
masing-masing. Ada sedikit rindu yang menggebu dari dalam hati kepada orang
tua. Sorenya kawan-kawan KPA kembali datang ke kosan bang Ali untuk mengajak
kami jalan-jalan. Kami diajak makan es degan di Pantai Pasir Padi sembari
menikmati sore kala itu.
Pantai Pasir Padi |
Hari terakhir
kami di Bangka telah tiba. Kami bersiap-siap untuk menyebrang ke Belitung. Dikosan
kami berpisah dengan bang Gebo yang tidak bisa mengantar kami. Kami diantar
oleh bang Ali dan bang Ceta. Sampai di pelabuhan kami memesan tiket lalu
berpisah dengan mereka. Sungguh, sangat sedih kami berpisah dengan mereka
semua, sangat terharu. Mereka yang selalu ada untuk kami selama kami di Bangka.
mereka yang sangat peduli kepada kami. Kami sudah menganggap mereka sebagai
keluarga baru yang kami temui di pulau yang baru kami kunjungi pertama kali
seumur hidup. Kami baru kenal 5 hari
yang lalu. Jika kami diberi pilihan apakah ingin berpisah atau tidak. Kami
tidak pernah ingin berpisah dengan mereka. Tapi apa daya, setiap pertemuan
pasti ada perpisahan. Mau tidak mau kami harus berpisah. Terima kasih untuk
segalanya. Doakan kami kembali ke Bangka suatu saat nanti. Bersambung ke Belitung ...
BIAYA PENGELUARAN DI BANGKA:
Pelabuhan Tanjung Api-Api - Pelabuhan Tanjung Kalian 40.000
Pelabuhan Tanjung Kalian-Pangkalpinang 60.000
Nasi Telor 12.000
Beras Telor Minyak Royko 33.000/2 16.000
Sewa Motor 70.000/2 35.000
Danau Kaolin 4.000/2 2.000
Pantai Rambak 10.000/2 5.000
Bensin 40.000/2 20.000
Pantai Tikus Emas 20.000/2 10.000
Aqua 2 6.000/2 3.000
Capucino Cincau 7.000/2 3.000
Gorengan 10.000/2 5.000
Es Teh Manis 3.000
Nasi Padang 10.000
Nasi Padang 15.000
TOTAL PENGELUARAN DI BANGKA:
Rp. 239.000
Follow us on Instagram!
Angga - @anggapramuudya
Bang Latif - @mlatifsuryadi
Bang Ceta - @qomara_ceta
Bang Gebo - @randadwierlangga
Bang Edy - @edotsudrajat
Bang Tian - @lestyan.b.pamungkass
Bang Beny - @benyalfikri
Bang Sam - @hirza_96
Kak Shintya - @pelataran.senja
No comments:
Post a Comment